PESANTREN DAN NILAI MULTIKULTUR DALAM MASYARAKAT MULTI-ETNIS
DOI:
https://doi.org/10.31330/penamas.v33i2.416Keywords:
Multicultural Values, Pesantren Lasem, Chinese CommunityAbstract
Artikel ini menjelaskan upaya Pesantren Kauman dari Lasem dalam menanamkan nilai-nilai multikultural yang dilakukan di tengah komunitas multi-etnis. Kajian ini memberikan kontribusi pada aspek pengajaran nilai nilai multikultur oleh salah satu perwakilan lembaga pendidikan Islam tertua, pesantren. Fokus utamanya tertuju pada pemahaman motivasi Pesantren dan metode implementasi penanaman nilai-nilai multikultural sebagai upaya untuk menjaga harmoni dengan masyarakat sekitarnya, yang didominasi oleh non-Muslim dengan latar belakang etnis Tionghoa. Penelitian ini berupaya menjawab apa urgensi, cara implementasi, serta tanggapan masyarakat Lasem dalam hal penanaman nilai-nilai multikultural yang dilakukan Pesantren Kauman. Jawaban atas permasalahan ini dapat menguatkan pendapat bahwa agama dapat menjadi kohesi sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menggunakan observasi lapangan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi sebagai alat pengumpulan data. Lokasi penelitian utama berlokasi di Lasem, Jawa Tengah yang juga dikenal sebagai wilayah Tiongkok Kecil. Studi ini menemukan fakta bahwa Pesantren Kauman dari Lasem menumbuhkan motivasi penanaman nilai-nilai multikultural dari perspektif teologis dan sosiologis. Sedangkan implementasinya memanfaatkan aspek formal-pedagogis maupun nonformal-sosiologis. Studi ini juga menemukan bahwa implementasi ini menuai tanggapan pro dan kontra. Pesantren Kauman dari Lasem akhirnya berhasil mengajarkan nilai nilai multikultural dan menggunakannya untuk menjaga harmoni di tengah masyarakat multikultural. Hasil penelitian ini dapat menjadi bukti bahwa nilai-nilai multikultural dapat diajarkan secara formal-pedagogis maupun nonformal-sosiologis. Aspek teologis dapat menjadi awal, namun aspek sosiologis juga penting untuk dipertimbangkan dalam penanaman nilai-nilai multikultural yang kemudian diimplementasikan di tengah masyarakat.
References
Anon. 2020. “Muslim Majority Countries 2020.†World Population Review. Retrieved June 1, 2020 (https://worldpopulationreview.com/countries/muslim-majority-countries/).
Anriani, Haslinda B., Dahlan Hasan, Harifuddin Halim, Rasyidah Zainuddin, Andi Burchanuddin, Ansar Arifin, Abdul Malik Iskandar, Nurlina Subair, Nila Sastrawati, Syamsu Kamaruddin, Muhammad Masdar, and Arfenti Amir. 2018. “Kearifan Lokal Dan Kohesi Sosial Dalam Masyarakat Multietnik.†in Prosiding Kearifan Lokal dan Kohesi Sosial dalam Masyarakat Multietnik. Mataram.
Badan Pusat Statistik. 2018. “Jumlah Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Di Kabupaten Rembang, 2018.†Badan Pusat Statistik, Rembang. Retrieved June 26, 2020 (https://rembangkab.bps.go.id/dynamictable/2019/08/13/165/jumlah-penduduk-menurut-agama-yang-dianut-di-kabupaten-rembang-2018.html).
Bellah, R. N. 1973. Emile Durkheim : On Morality and Society. Chicago: The university of Chicago press.
Cahyono, Heri. 2017. “Pendidikan Multikultural Di Pondok Pesantren: Sebagai Strategi Dalam Menumbuhkan Nilai Karakter.†At-Tajdid : Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam 1(01):26–43.
Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Durkheim, Emile. 2018. Elementary Forms of the Religious Life. [Place of publication not identified]: SIMON & BROWN.
Fadhil, Abdul, Andy Hadiyanto, Ahmad Hakam, Amaliyah, and Dewi Anggraeni. 2019. “Model Revitalisasi Nilai-Nilai Multikultural Melalui Pemberdayaan Kearifan Lokal Budaya Betawi.†Penamas 32:341–58.
Gufron, M. 2018. “Transformasi Paradigma Teologi Teosentris Menuju Antroposentris: Telaah Atas Pemikiran Hasan Hanafi.†Millati: Journal of Islamic Studies and Humanities 3(1):141–71.
Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial. Jakarta: Referensi.
Kusnawan, Muhammad Abi. 2011. “Perekonomian Etnis Tionghoa Di Kota Lasem Tahun 1940-1950.†Universitas Negeri Semarang.
Lestari, Gina. 2015. “Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural.†Jurnal Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan I(Februari):31–37.
Lubis, Akhyar Yusuf. 2016. Pemikiran Kritis Kontemporer Dari Teori Kritis, Culture Studies, Feminisme, Postkolonial, Hingga Multikulturalisme. Jakarta: Rajawali Pers.
Lubis, Ridwan. 2015. Sosiologi Agama: Memahami Perkembangan Agama Dalam Interaksi Sosial. Pertama. edited by I. Syaukani. Jakarta: Kencana.
Mahdi, Mohammad Al. n.d. Kisah Pejuang Perang Lasem: Santri, Priyayi, Dan Tionghoa.
Pondok Pesantren Kauman Lasem. 2018. “Al Akhlaqu Qablal ’Ilmi.†Retrieved June 26, 2020 (https://kaumanlasem.wordpress.com/2018/01/).
Radfan. n.d. “Masyarakat Transisi Dan Modern (Emile Durkheim 1858-1917).†2. Retrieved June 26, 2020 (https://www.academia.edu/29693092/Masyarakat_Transisi_dan_Modern_Emile_Durkheim_1858-1917?auto=download).
Statistik, Badan Pusat. 2019. “Jumlah Pondok Pesantren, Santri, Alim Ulama, Dan Mubaligh Menurut Kecamatan Di Kabupaten Rembang, 2018.†Badan Pusat Statistik, Rembang. Retrieved June 1, 2020 (https://rembangkab.bps.go.id/statictable/2019/08/13/548/jumlah-pondok-pesantren-santri-alim-ulama-dan-mubaligh-menurut-kecamatan-di-kabupaten-rembang-2018.html).
Suheri, and Yeni Tri Nurrahmawati. 2018. “Model Pendidikan Multikultural Di Pondok Pesantren.†Jurnal Pedagogik 05(01).
Ufie, Agust. 2016. “Mengonstruksi Nilai-Nilai Kearifan Lokal (Local Wisdom) Dalam Pembelajaran Muatan Lokal Sebagai Upaya Memperkokoh Kohesi Sosial (Studi Deskriptif Budaya Niolilieta Masyarakat Adat Pulau Wetang Kabupaten Maluku Barat Daya, Propinsi Maluku).†Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran (JPP) 23(2):079–089.
Yani, Muhammad. 2018. Senarai Penelitian Islam Kontemporer Tinjauan Multikultural. Deepublish.
Zulqarnain. 2016. “Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural Di Pondok Pesantren D DI-AD Mangkoso Barru Sulawesi Selatan.†Jurnal Al-Thariqah 1(2).