PROBLEMATIKA DAN AFIRMASI IDENTITAS AGAMA KAHARINGAN PASCA INTEGRASI KE DALAM HINDU DHARMA
DOI:
https://doi.org/10.31330/penamas.v33i2.443Keywords:
Kaharingan, Hindu Dharma, Dayak Tribe IdentityAbstract
Artikel ini merupakan hasil penelitian terhadap problematika identitas agama Kaharingan pasca berintegrasi dengan Hindu Dharma. Pada masa pemerintahan orde baru (presiden Suharto) agama Kaharingan tidak termasuk dalam salah satu agama yang dilayani oleh negara. Persoalan pengakuan negara dan kemudahan memperoleh layanan sipil bagi para penganut Kaharingan menjadi alasan kuat dari para tokoh agama Kaharingan untuk mengintegrasikan Kaharingan sebagai bagian dari agama Hindu. Penelitian mengangkat permasalahan:(1) bagaimana proses integrasi agama Kaharingan ke dalam Hindu Dharma? (2) bagaimana implikasi integrasi tersebut? dan, (3) bagaimana keberadaan identitas agama Kaharingan sebagai agama asli suku Dayak pasca integrasi dengan Hindu Dharma pada masa mendatang?. Penelitian ini bertujuan memotret keberadaan agama Kaharingan selama berintegrasi ke dalam Hindu Dharma. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif dengan teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara terhadap tokoh agama dan pengurus lembaga keagamaan, yakni MajelisBesar Agama Hindu Kaharingan (MB-AHK), serta analisis terhadap dokumen-dokumen terkait objek penelitian. Teori yang dipakai pada penelitian ini, yaitu teori ntegrasi, teori identitas dan teori lokalitas. Proses integrasi tersebut berimplikasi pada berbagai lini kehidupan, diantaranya pendidikan, sosial keagamaan, ekonomi, politik hingga kebudayaan-identitas. Tantangan masa depan Kaharingan adalah: gejolak internal, dilema distorsi dari pihakketiga dan stigmanisasi sebagai salah satu dari sekte Hindu Dharma.
References
Aschroft. 2003. Menelanjangi Kuasa Bahasa Antara Teori dan Praktik Sastra Post-Kolonialisme. Yogyakarta: Qalam.
Baso, Ahmad. 2002. Plesetan Lokalitas: Politik Pribumisasi Islam. Yogyakarta: Desantara.
Burke, Peter J., dan Jan E. Steets. 2009. Identity Theory. London: Oxford University Press.
Etika, Tiwi. 2007. Kaharingan: Riwayatmu Dulu dan Sekarang. Palangka Raya: MB-AHK Pusat.
———. 2018. “Perjuangan Kritis Agama Kaharingan di Indonesia: Tantangan Berat dan Masa Depan Agama Asli Suku Dayak.†Studi Kultural IV (1): 1–12.
Geertz, Clifford. 1973. The Interpretation of Culture. New York: Basic Books Inc.
Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Hakiki, Muhamad Kiki. 2011. “Politik Identitas Agama Lokal (Studi Kasus Aliran Kebatinan).†Analisa XI (1): 159–74.
Hasse. 2010. “Kebijakan Negara Terhadap Agama Lokal Towani-Tolotang di Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan.†Studi Pemerintahan I (1): 158–78.
———. 2016. “Dinamika Hubungan Islam dan Agama Lokal di Indonesia: Pengalaman Towani Tolotang di Sulawesi Selatan.†Wawasan I (1): 179–86.
Johnson, Doyle Paul. 1994. Teori Sosial Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kasniyah, Naniek. 2012. Tahapan Menentukan Informan dalam Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ombak.
Maunati, Yekti. 2004. Identitas Dayak: Komodifikasi dan Politik Kebudayaan. Yogyakarta: LKiS.
Nasikun. 2007. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.
Ritzer, George, and Douglas J. Goodman. 2012. Teori Sosiologi Modern Edisi Keenam. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Roni Ismail. 2019. “Ritual Kematian dalam Agama Asli Toraja Aluk To Dolo (Studi Atas Kematian Rambu Solok).†Religi XV (1): 87–106.
Sabara. 2017. “Perjumpaan Islam dan Tradisi Lokal pada Masyarakat Gantarangkeke Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan.†Disertasi PPs UIN Alauddn Makassar.
———. 2018. “Islam in Gantarangkeke: The Encounter of Cutural Identities.†JICSA VII (1): 146–73.
Sen, Amartya. 2006. Identity and Violence: The Illusion of Destiny. New York-London: W.W. Norton and Company.
Sudikan, Setya Yuwana. 2001. “Mengulas Kembali Pengamatan, Wawancara, Analisis Life History, dan Analisis Folklor’.†dalam Metodologi Penelitian Kualitatif, Burhan Bungin (ed). Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Jakartaal: alvabeta.
Suhanah (ed). 2014. Dinamika Agama Lokal di Indonesia. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.
Suparlan, Parsudi. 1995. Orang Sakai di Riau: Masyarakat Terasing dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Syawaluddin, Muhamamd. 2014. “Alasan Talcott Parsons tentang Pentingnya Pendidikan Kultur..†Ijtimaiyya VII (1): 149–66.
Usman, Sunyoto. 1998. Pembangu